Klo dalam kamus 'pergaulan', kita biasa denger istilah; teman, sahabat,  sobat (sob), brader (bro), 'bos' (temen baru kenal yang lupa namanya),  dll. Selain itu ditingkat yang paling intim kita sudah sangat mengenal  istilah 'pacar' - teman yang berbeda jenis kelamin (hmm... anggap aja  gitu dulu), teman yang sama-sama ngaku doyan, temen yang saking akrabnya  sampe harus kenal baik keluarga masing-masing, teman cerita, teman  ngeluh, teman berbagi (berbagi perasaan, berbagi kepuasan, berbagi  pengalaman, berbagi cairan), dll. Sebenarnya ada yang terlewat dirantai  ini. Dalam beberapa kasus 'pengondisian', lahirlah pengertian baru di  antara tahapan hubungan sahabat dan pacar. Bahasa gampangnya; "dibilang  sahabat, lebih.. dibilang pacar, bukan".
Emang  serba salah sih ya kalau punya sahabat lain jenis. Sebenernya sangat  lumrah dan sangat tidak bermasalah, tapi kalau udah diselipin perasaan  'aneh-aneh' jadinya rancu. Realita sebuah idealisme kalau lo punya  perasaan 'sayang' sama sahabat sendiri. Rasanya ga jelas banget. Kaya  siang-siang panas terus pake jaket - sesuatu yang sama sekali ga perlu  tapi dilakukan juga (duh ngapain sih gua pake jaket, tai). 'Serba  salah', mungkin itu kata yang paling tepat buat kasus kaya gini. Karena  yang namanya perasaaan ga pernah bisa disalahin, hanya mungkin  kondisinya aja yang kurang tepat. Dan dilemanya adalah; "kalau berhasil,  bagus... kalau gagal, gua bakal kehilangan sahabat terbaik". Dalam  beberapa kasus, banyak kok yang berhasil - karena saling mengenal, jadi  hubungannya baik sekali - cuma perkara waktu buat pengakuan aja, dan itu  adalah saat yang terberat. Tapi jangan salah, tetep aja yang namanya  pacaran pasti ada ujungnya - dan kalau ujungnya gagal artinya kita  kehilangan pacar dan sahabat (combo). Yaa walaupun ga semuanya berakhir  seperti itu.
Dilihat dari  perspektif yang berbeda, banyak kasus yang berawal dari kejadian 'kasih  tak sampai'. Banyak seorang muda/mudi yang mengakui kekagumannya  terhadap sahabatnya tanpa tindakan memaksa/meminta untuk menjadi seorang  pacar, mungkin karena keadaan yang tidak memungkinkan. Entah itu karena  sang sahabat sudah mempunyai pacar, atau karena alesan lain seperti;  "aduh, trimakasih udah mau jujur, tapi,,gua emang ga punya perasaan  lebih dari seorang sahabat untuk lo..maaf yahh,, tapi kita masih  sahabatan kan?".  Maksudnya, dengan adanya statment seperti itu  (pengakuan & penolakan), definisi sahabat yang seharusnya, telah  bergeser ke tahap selanjutnya. Sebuah tahapan yang lebih intim dari  sekedar sahabat, tapi juga bukan seorang pacar. Dan yang namanya anak  muda, makhluk paling 'kreatif' di muka bumi ini - mereka dengan asiknya  menganggap hubungan ini adalah hubungan kakak-adik (biasanya sang pria  jadi 'kakak', dan sang perempuan jadi 'adik). Pada akhirnya hal inilah  yang menjadi kerancuan. Tapi ya balik lagi, karena hubungan ini lebih  dari hubungan sahabat, jadi batasan porsinya pun kurang jelas. Tapi yang  jelas, hubungan ini lebih melibatkan sisi emosional dari masing-masing  orangnya, dan biasanya ribet banget (yang harusnya ga ribet, jadi  ribet). Terlebih lagi kalau salah satu dari mereka memutuskan untuk  berhubungan serius dengan orang lain.
Itu  tadi kasus yang murni, maksudnya; murni perasaan sayang. Kekaguman kita  terhadap sahabat lawan jenis bisa dari berbagai sektor. Ada yang kagum  karena kepintaran, atau hanya sekedar "orangnya enak buat diajak  gila-gilaan". Tapi ada juga nih 'kasus bulus' (yaaa namanya juga anak  muda). Disaat birahi berbicara lebih kencang ketimbang nurani, jadinya  ya kaya gini nih. Oportunis, sambil menyelam minum air. Dan itu bisa  sama sekali ga kliatan. Karena emang dasar deh yang namanya anak muda,  ada aja akal-akalannya. Berlindung dibalik kata 'sahabat', mereka bisa  melakukan apa saja. Karena sahabat deket, maka adegan-adegan gelayutan,  cium-cium kecil, peluk-peluk mesra, 'stand pensi' (meluk berdiri dari  belakang), dll, adalah hal yang sangat biasa - padahal detak jantung  udah kenceng banget, dan hal itu emang yang ditunggu-tunggu. Dan  kocaknya, hal ini sebeneranya sangat sangat sangat sangat disadari oleh  kedua sahabat tersebut. Yang perempuan pasti tau laaah kalau 'si joni'  sahabatnya mulai beraksi dikit-dikit. Dan si sahabat pria juga pasti  ngerti laaah; "wah.. kok doi cuek-cuek aja?loh kok malah ngedeket, bisa  nih berarti!". Hal ini ga pernah dibahas gamblang diantara mereka  berdua, hanya sebatas tau sama tau (lapan anam). "yesterday is history,  tomorrow is mistery, but today is a gift, thats why we call it present  (tense)". Jadi wajar banget kalau ada kasus; orang cemburu sama sahabat  pacarnya, soalnya orang itu sendiri juga kaya gitu.
Naaah,,  yang bahaya sebenernya adalah kejadian yang tidak terduga. Contohnya;  udah yakin banget nih 'bisa', trus tahaaan,,tahaaan,, nunggu sampe momen  yang pas... tahaaan duluu,,, akhirnya pas banget,,suasana sepi, gelap,  intim, dekat, yakin,,, pas mau 'hajar',,,, "ihhhh lo apa-apaan sih!  nggak, nggak ah, nggak mau kaya gini", paling jawabannya cuma;  "eeerrh..eh,, sori-sori..gua lagi, gua kebawa suasana..maaf ngga  lagi-lagi,,aduh.. abis gua pikir td lo juga,,mau". Jlegerrrrr....  Maksudnya disini, ini adalah saat-saat gambling - situasi yang sangat  tidak pasti - situasi yang 'yaudah'/gimana nanti. Dan ini banyak sekali  terjadi pada hubungan persahabatan dimana saja, dan biasanya berakhir  dengan tidak baik. Tapi kan namanya juga sahabat,,udah lah lupain aja...
Hubungan  sahabat-pacar ini memang selalu menjadi dilema. Disatu sisi, kita ga  bisa nyalahin perasaan suka/sayang/apalah itu. Disisi lain, tetap yang  namanya sahabat adalah teman hidup - kadang-kadang sisi emosinya  melebihi porsi untuk pacar bahkan orang tua. Jadi seharusnya ada rasa  tanggung jawab untuk terus membina hubungan yang sehat. Another Fuckin'  Reality ketika kita dihadapkan pada dilema itu. Tapi ya sekali lagi,,  namanya juga anak muda, oportunis dikit ga apa-apa laaahh.. ga rugi juga  kan..itung-itung berbagi pengalaman (ngeles aaaje). I enjoy fireworks  but stars are nice too..