wooooiii pa kabar sob,bray,cuy,mek,cing,bob..!
mungkin kalimat itu sering kalian dgr stiap hari..namanya jg bahasa pergaulan..kadang enak ddgr kadang malah terkesan maksa..!
gileee keren bgt yak..!
keren dr hongkong..!
Mungkin aga basi, tapi hal ini emang ga  pernah abis  untuk dibahas, dan 'mereka' kayanya emang pengen banget  dibahas. Kalau  Lo emang orang-orang yang tinggal di Jakarta, dengan  kesadaran penuh Lo  pasti akan menemukan banyak banget pemandangan ini,,,
Yaa,, 'anak gaul jakarta', realita sebuah idealisme   yang awalnya 'ga biasa' sampe akhirnya jadi 'biasa aja' liatnya.   Definisi kata 'anak gaul' itu sendiri emang ga pernah jelas dalam   perkara ini. Biasa lah, orang Indonesia saking pinternya emang paling   jago bikin kosa kata baru, semuanya berdasarkan kesepakatan bersama.   Yang pasti buat gua, 'anak gaul' adalah anak-anak yang punya masalah   sama kedewasaan perilaku.
Sebenernya  wajar  dan bukan masalah. Berdasarkan pengalaman sendiri, diumur seperti   'mereka'  emang butuh pergaulan untuk berbagai pengakuan (orientasinya   untuk diakui), dan itu sebuah proses yang pasti dialamin semua orang,   walaupun sangat mengganggu. Tapi kayanya sekarang hal ini udah ga wajar!   Sumpah paling males liat 'anak kecil' yang belaga gede. 'Mereka' bisa   kaya gitu cuma dengan pake baju kaya orang gede atau dengerin musik dan   nonton film yang sama kaya orang gede! Tapi ga bisa disalahin juga  sih,,  sekarang mana ada film buat anak-anak di Indonesia.. mana ada  artis  cilik yang kaya 'artis cilik', semuanya maen sinetron ga  penting.. dan  udah ga ada lagi tuh lagu-lagu anak kecil, kayanya Papa T  Bob udah  minder sama The Sigit. Jadi salah tuh kalau Lo bilang MTV gua banget...yang ada MTV gaul banget..ato bisa jadi MTV tai banget..
Jakartaaaa   jakarta.. emang-emangan dah, dari segini gedenya kota, yang rame  paling  cuma itu-itu aja. Sebut aja Kemang, Pim, Citos,sency dan  Mall-Mall  kebanggaan Jakarta lainnya. Bohong besar kalau Lo ga liat  gerombolan  celana cucut atau baju cardigan tabrak warna disana. Niatnya  sih 'be  your self', tapi yang ada itu jadi seragam, konsepnya persis  kaya satpam  Mall. susseeeh...untung aje gw dah pindah palembang..kota kelahiran gw..emg namanya kampung halaman lbh baik drpd ibukota..
Itu  tadi  perkara anak-anak dibawah umur. Tapi jangan salah, yang udah pada  tuwir  juga banyak banget yang masih kebawa 'gaul'. Kalau anak  sekolahan bisa  ngerti deh gua, nah ini.. Dan biasanya 'mereka' lebih  'asik' dari pada  yang ABG. Nah..Kalau 'anak gaul' yang tuwir beda lagi  tuh kebiasaannya.  'Mereka' ga mau dibilang gaul dan biasanya agak-agak  'denial'. Bilangnya  males ke PIM katanya banyak anak gaul, eh yang ada  berangkat agak malem  trus 'clubbing'. "Wwoooohh GOKIL SOKIL MOKIL  GOOOOBBB", "anjing gua  BA'OK GILAA..",  terus balik shubuh dan  ujung-ujungnya maen facebook  sambil MSNan ngomongin gebetan. Hampir  setiap minggu!
Itu  anak-anak club, tapi  ada juga yang ngakunya agak-agak idealis, dan ini  ga kalah ancur  sebenernya, cuma beda pintu doang..Karena udah jadi  pembicaraan banyak  orang tentang 'anak gaul Jakarta', para kelompok  idealis ini nyela  'mereka' gila-gilaan, termasuk nyelain 'tim dustak'  (pecinta clubbing).  'Mereka' bilang orang-orang itu (anak gaul) bisanya  cuma ikut-ikutan  trend, dan kalau zaman berubah, mereka juga bakal  berubah lagi. Ya,  emang bener banget. Jadi kelompok idealis ini kaya  terisolasi alias  sangat anti dengan acara hura-hura, dan skeptis ga  jelas. Itu kemajuan,  setidaknya ada kesadaran untuk tidak seperti  'mereka'. Tapi celakanya,  didalam kelompok ini ternyata banyak banget  yang berjiwa 'gaul  Jakarta'. Dengan modal punya iPod yang isinya  band-band indie luar  maupun dalem negri, 'mereka' seakan ngerasa "nih,  ini baru ga  ikut-ikutan", padahal itu lagu hasil ngebajak iTunes  temennya, dan ga  didenger semua juga. Ngakunya doyan dan gayanya belaga  fanatik anak  band dengan celana cucut dan rambut gondrong modis terus  nogkrong di  AKSARA dan ngobrol pake bahasa campur aduk. Atau datengin   pameran-pameran kecil yang berseni tinggi dengan tujuan masuk majalah   indie gara-gara bajunya keren. Atau juga dengan modal kamera DSLR dan   photoshop trus semua orang pengen jadi fotografer. Itulan 'anak gaul   Jakarta' yang ngakunya anti gaul dan idealis. Konsepnya ya sama persis   sama anak-anak sekolahan, ngikutin pergerakan kelompoknya dengan dasar   pengakuan dari kelompoknya sendiri.
Disini   gua sebenernya sangat prihatin sama berbagai pihak yang jadi korbannya   'anak gaul Jakarta'. Contohnya seperti para pekerja-pekerja profesional   yang dekat dengan eksistensi anak gaul. Sebut saja seperti para musisi   yang bekerja keras memenangkan ide-ide murninya dengan jalur   independent, atau juga para fotografer-fografer muda yang baru saja   ingin mantap dengan karirnya, atau juga dengan para DJ dan puluhan event   organizer, atau juga dengan para pecinta seni, film, dan musik serta   para anak-anak yang berpotensi jadi anak gaul. Sadar dan tidak sadar,   mereka-mereka ini adalah korban setia para 'anak gaul Jakarta'.   Bayangkan saja, musisi-musisi Indie (benar-benar musisi seperti  gw..hahaha) yang telah  mati-matian berkarya dengan duit seadanya pada  akhirnya menjadi santapan  empuk 'anak gaul' sehinga band mereka di cap  band musiman oleh  masyarakat waras. Selain itu band-band major label  yang kalau kata 'anak  gaul' sih 'cupu' jadi beneran cupu bagi sebagian  masyarakat Jakarta,  padahal ga segitunya juga, apalagi kalau diliat  dari prestasi mereka  buat musik Indonesia. Sempit..! Pikiran 'anak  gaul' karena fanatik  dengan sebuah kelompok atau zaman menjadikan  mereka ga bisa mikir, dan  skeptis bodoh (menilai sebelum melihat &  meraba sebelum bertanya).  Selain para musisi, ya itu tadi, para pekerja  jasa kaya desainer dan  fotografer. Yang fotografer beneran kan males  kalau dibilang kerjaan  mereka kerjaan zamanan, atau yang desainer  beneran juga pasti pada gerah  kalau dengerin 'anak gaul bodoh' yang  ngomongin rumah minimalis dan pop  art mulu. Atau juga para orang-orang  waras yang emang pengen ngumpul di  kafe / dimana pun pasti begah kalau  di meja sebelah ada anak-anak gaul  yang teriak-teriak ngomongin  mabokan, extasy lah, sanax lah, halime lah,  rave party lah, what  ever..! Dan yang paling kasian ya anak muda yang  berpotensi kuat  ketularan gaul gara-gara lingkungan kotanya kaya gini.
Tapi   ya seperti inilah Jakarta. Bener banget tuh yang bilang Jakarta kota   keras...Serba salah, mau sebel sama yang ginian, tapi ya kita emang   hidup di lingkungan yang udah kaya gini..Mau pro 'anak gaul' ga mungkin   juga karena ngapain gua susah-susah nulis ginian. Jadi ya terima aja   lah, jangan ngeluh mulu..Yang pasti ini realita yang harus gw alamin   sebagai warga Jakarta dulu, dan karena itu gua tulis semua ini dan gua  anggap  sebagai........
REALITA SEBUAH IDEALISME.